17 Feb 2009
PENARI
PENARI TAYUBAN PESISIR PANTAI UTARA
PAMANUKAN
Angin laut menerpa terasa ngilu menusuk tulang dan ubun – ubun
Hawa dingin udara pantai dimalam itu di iringi deru ombak memecah karang
Rebulan dan lambaiyan yiur seakan-akan ingin bercengkrama
Perahu nelayan berdatangan berlabuh dibibir pantai
Mereka berkumpul berpanyungkan awan yang cukup cerah
Dau nyiur yang tak berhenti melambai-lambaikan pucuknya
Warna malam tak hanya disinari rembulan dan bintang
Beberapa patok bambu jadi sandaran lampu cepor minyak tanah dan petromak
Irama musik mengalun dari perkusi dan gendang yang sumbang
Sebuah gitar tuan dan suling bambu saling bersahutan
Jadikan sebuah lagu yang menyusup gendang telinga terdengar sayup-sayup di kejauhan
Mengundang agar mereka cepat datang
Seorang perempuan penari muda dengan dandanan menor
Mulai meliuk-liuk gerakan tubuh seksinya
Disambut denga tawa canda dan tepuk riuh penonton yang mengelilinginya
Leparan uang recehan untuk saweran ber ceceran di atas pasir putih
Penonton mulai berdatangan tua dan muda
Bahkan gadis-gadis kebang desa berdandan dengan mikap tebal dan bibir bergincu
Untuk memikat kaum laki-laki.
Mereka datang mencari hiburan malam dan mencari pasangan untuk diajak kencan
Walau sesa’at hangatkan tubuh lumpuhkan hasrat
Dalam suasana keramaian tak dihiaukan
Demi rupiah yang didapat tuk sambung hidup
Malam semakin larut aroma alkohol mulai menyengat hidung
Dari mulut penonton yang ikut menari
Uang ribuan dalam genggaman tangan untuk saweran
Sesekali pegang pantat sabil terus gerakan tubuh ikuti irama lagu
Pesisir patai utara.
............BAH OM sep 2008 .........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Kami Ucapkan Atas Kunjungannya di Blog ini
Keritik dan saran dari anda sebagai acuan kami untuk mengelola kearah yang lebih baik